http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/issue/feed MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan 2025-04-17T03:21:41+00:00 apt. Ita Octafia ita_akafarma2023@gmail.com Open Journal Systems <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Medfarm</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> &nbsp; ( </span></span><a href="http://u.lipi.go.id/1573530936"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">e-ISSN:2715-9957</span></span></a><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> ) </span></span><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1385100476&amp;1&amp;&amp;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">(p-ISSN:2354-8487)</span></span></a><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> a</span></span><strong>Medfarm</strong>&nbsp;is an open access journal which is a media of research publication and&nbsp;<em>review article</em>&nbsp;on all aspects of pharmaceutical science that is innovative, creative, original and based on&nbsp;<em>scientific</em>.&nbsp;Articles published in this journal include Pharmaceutical Technology, Pharmacology, Pharmaceutical Chemistry, Traditional Medicine, Food and beverages, and the field of public health</span></span></p> http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/417 FORMULASI SEDIAAN PACTH ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) 2024-12-30T12:08:00+00:00 arinda Nur cahyani arindacahyani@stikes-ibnusina.ac.id Indira Pipit Miranti Indira.pipit@gmail.com Iva Rinia Dewi riniva008@gmail.com Adi Susanto adisusantoapt452@gmail.com Ma'rifah . maarifah.mahasiswa@stikes-ibnusina.ac.id <p>Demam adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh diatas normal, dikatakan demam jika suhu tubuh berada &gt;37,5 <sup>O</sup>C. Temulawak (<em>Curcuma xanthorrhiza </em>Roxb.) mempunyai kandungan senyawa flavanoid yang telah dikenal memiliki efek antipiretik yang bekerja sebagai inhibitor enzim cyclooxygenase (COX) yang berperan dalam pembentukan prostaglandin. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan patch ekstrak rimpang dan menguji efektivitasnya sebagai antipiretik. Jenis&nbsp; penelitian ini adalah ekperimental dengan metode variasi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (F1=0,45 gram; F2= 0,75 gram) serta pengujian efek antipiretik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah induksi pepton sebanyak 1 ml secara intraperitoneal pada tikus. Hasil penelitian menunjukan kedua formulasi F1 dan F2 untuk uji organoleptik memiliki warna, bau, dan bentuk yang sama (warna keorange an, bentuk transdermal, dan bau khas temulawak); untuk uji homogenitas, susut pengeringan, ketebalan patch dan uji efektivitas antipiretik patch memenuhi persyaratan. Namun pada uji ketahanan lipatan patch belum memenuhi persyaratan yaitu &gt;200 kali lipatan. Berdasarkan hasil tersebut patch rimpang temulawak belum memenuhi syarat dibuatnya sediaan patch, dikarenakan patch belum memenuhi syarat uji ketahanan lipatan. Uji efektivitas antipiretik diperoleh pada konsentrasi F1 = 0,45 gram ekstrak rimpang temulawak memiliki efektivitas antipiretik sebesar 36,1±0,3 <sup>O</sup>C dengan presentase penurunan demam sebesar 0,28% pada menit ke-60.</p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/392 Gambaran Penggunaan Obat Antiretroviral (ARV) Pasien Pediatri yang Menderita HIV/AIDS di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Tahun 2022 2024-12-30T12:08:01+00:00 elsa marsellinda elsa_marsellinda@staff.unbrah.ac.id <p>Anak dapat tertular HIV/AIDS akibat infeksi yang dialami ibu saat hamil atau melahirkan. Selain itu, anak-anak yang mengalami pelecehan seksual juga dapat terkena HIV. Tujuan penelitian yaitu gambaran penggunaan obat antiretroviral (arv) pasien pediatri yang menderita HIV/AIDS&nbsp; di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode tahun 2022. Metode: metode observasional deskriptif, mengumpulkan data secara retrospektif. Data yang diambil berdasarkan catatan rekam medis pasien periode tahun 2022 berupa jenis kelamin, tingkat usia, dan terapi obat pasien pediatri yang menderita HIV/AIDS. Hasil penelitian: didapatkan laki-laki (50,94%) dan pasien Perempuan (49,06%), Kelompok penderita HIV/AIDS terbanyak anak usia 1 sampai 11 tahun, yakni sebanyak 26 pasien (49%), golongan obat ARV terbanyak yaitu golongan NRTI (53,54%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran penggunaan obat anti retroviral (ARV) pasien pediatri yang menderita HIV/AIDS di RSUP Dr. M. Djamil Padang&nbsp; Periode Tahun 2022 dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat antiretroviral terbanyak yaitu Duviral® (lamivudin-zidovudin) +efavirenz sebanyak 28 pasien (52,83%).</p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/319 JAMUR ENDOFITIK BS-1 DARI BUNGA SAMBILOTO (Andrographis paniculata) PADA MEDIA PERTUMBUHAN KACANG HIJAU: SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN 2024-12-30T12:08:01+00:00 Siti Aisyah siti.aisyah281203@gmail.com Wandi Oktria wandioktria7304@gmail.com Mauline Adia Silvani maulineadias@gmail.com Riga Riga rigakimia@fmipa.unp.ac.id <p><em>Sambiloto (Andrographis paniculata) is a medicinal plant in the Acanthaceae family. A. paniculata is known to synthesize active compounds with potent antioxidant properties that effectively hinder the activity of free radicals. Further studies of the antioxidant activity of this plant can be elaborated using its endophytic fungi. This research aims to analyze phytochemicals and measure the antioxidant activity (IC</em><sub>50</sub><em>) of the endophytic fungus BS-1 in flower of sambiloto. The results of the phytochemical screening of the ethyl acetate extract (EtOAc) of the BS-1 endophytic fungus were declared positive for containing steroid, terpenoid, phenolic and alkaloid compounds. The antioxidant test results indicated a very strong free radical inhibition ability with an IC</em><sub>50</sub><em> value = 34.61 ppm.</em></p> 2024-12-27T06:13:31+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/331 REVIEW, APLIKASI PENGHANTARAN INTRAVAGINAL BERBASIS POLIMER TERMOSENSISITIF-MUKOADHESIF PADA SEDIAAN GEL IN SITU 2024-12-30T12:08:01+00:00 michrun nisa mnmichrunnisa84@gmail.com <p>Gel <em>in situ</em> termosensitif merupakan jenis sediaan <em>in situ</em> gel yang berbentuk larutan kental pada suhu ruang namun berubah menjadi gel pada suhu tubuh. Polimer yang digunakan pada formulasi gel <em>in situ</em> memiliki karakteristik khas yakni bersifat sensitif terhadap suhu. Review artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian literatur mengenai aplikasi penghantaran obat intravaginal berbasis polimer termosensitif-mukoadhesif pada sediaan gel <em>in situ</em>. Hasil review menunjukkan bahwa formulasi sediaan gel <em>in situ</em> termosensitif-mukoadhesif dilakukan dengan menggunakan polimer yang bersifat termosensitif. Polimer yang umum digunakan untuk formulasi sediaan ini yaitu Poloxamer 407 yang dikombinasikan dengan polimer-polimer mukoadhesif. Konsentrasi poloxamer 407 yang digunakan sebagai thermogelling agent yaitu 15% - 20% yang terbukti dapat memperpanjang waktu tinggal obat dan mempertahankan sifat thermogelling pada vagina. Poloxamer 407 sebagai polimer termosensitif dapat dikombinasikan dengan carbopol, HEC, HPMC, kitosan, natrium alginate, PEG-400, polikarbofil, poloxamer 188. Kombinasi polimer tersebut sangat efektif karena stabilitas dan sifat mekaniknya yang baik serta mampu melepaskan bahan aktif untuk mendukung sistem penghantaran obat intravaginal.</p> 2024-12-27T06:15:53+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/341 UJI ANTIOKSIDAN FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM DAN BASA 2024-12-30T12:08:01+00:00 riski amaliya riskiamaliya44@gmail.com <p><em>Star fruit (Averrhoa bilimbi L) has antioxidant activity like its leaves. The formulation of star fruit in effervescent granule preparations is one of the attractive instant drinks to make it easier for people in Indonesia to consume star fruit. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of star fruit ethanol extract, effervescent granules of star fruit ethanol extract using the ABTS method (2,2-Azinobis 3- Ethylbenzothiazoline 6-Sulfonic Acid) and to determine the effect of variations in acid and base concentrations on the physical quality of effervescent granule preparations. Star fruit extract is obtained by maceration using a 96% ethanol solvent. This research method is an experimental research method. Starfruit effervescent granules are made with a ratio of citric acid, tratatic acid, and sodium bicarbonate consisting of formula 1 (26%:13%:32.5%), formula 2 (13%:26%:32.5%), and formula 3 (20%:10%:35.2%). The results showed that the IC50 value of ethanol extract was 26.168 μg/ml, effervescent granules had an IC50 value of 38.714 μg/ml, including having very strong antioxidant activity. The physical quality evaluation test of effervescent granules obtained optimal results, namely formulation 2, because it met all requirements.</em></p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/336 UJI IN SILICO TOKSISITAS SENYAWA DERIVAT FLAVONOID BESERTA MODIFIKASI SENYAWA BARU 2024-12-30T12:08:01+00:00 Tiara Ajeng Listyani tiara_ajenglistyani@udb.ac.id Muniroh Addawiyyah munirohaddawiyyah@gmail.com Danang Raharjo danang_raharjo@udb.ac.id <p>Obat yang menggunakan bahan alam sebagai bahan baku harus dilakukan uji terhadap efek toksisitas dari senyawa yang terkandung, sehingga dapat digunakan menjadi sediaan oral yang memenuhi persyaratan keamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas toksisitas pada senyawa derivat flavonoid dan rancangan senyawa baru yang memiliki prediksi profil toksisitas lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode <em>in silico </em>yaitu <em>software Toxtree </em>dengan parameter yang digunakan yaitu <em>carcinogenicity (genetox and nongenotox) and mutagenicity rule base by ISS, cramer rules </em>dan <em>in vitro mutagenicity (Ames test) alert by ISS. </em>Hasil prediksi toksisitas senyawa derivat flavonoid bersifat <em>high </em>III, bersifat karsinogen mutagen pada senyawa luteolin, luteolin 7 glukosidase dan rutin, tetapi senyawa afzelechin, epicatechin, epicatechin 3 gallat, <em>quersetin </em>tidak bersifat karsinogen mutagen. Hasil modifikasi senyawa baru luteolin 7 glukosidase dapat menurunkan toksisitas berupa termasuk kategori kelas II, tidak bersifat karsinogen dan mutagen.</p> <p>&nbsp;Kata kunci : Derivat flavonoid, <em>In silico, </em>Toksisitas, <em>Toxtree, </em>Modifikasi senyawa.</p> 2024-12-27T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/448 PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK PADA KONSUMEN APOTEK ”X” PONOROGO 2024-12-30T12:08:01+00:00 Dianita Rifqia Putri rifqiaputri@umpo.com Tutut Setyowati rifqiaputri@gmail.com <p><em>Antibiotics are one of the main drug options for treating infections. However, if not used wisely, it will lead to resistance effects. Until now, there have been many cases of antibiotic resistance due to improper use. This research was conducted to determine the level of patients' knowledge about the use of antibiotics before and after being given education. This study uses a pre-experimental design with a one group pretest and post-test with a measuring instrument in the form of a questionnaire. The number of samples used was 78 respondents, with data collection through purposive sampling by providing education verbally and through audiovisual media. Data analysis for statistics used the Wilcoxon test. Description of the respondents' knowledge level before health education: in the good category, there were 17 (21.8%) respondents, in the sufficient category, there were 30 (38.5%) respondents, and in the poor category, there were 31 (39.7%) respondents. After health education, the results showed that in the high category, there were 58 (74.4%) respondents, in the sufficient category, there were 19 (24.4%) respondents, and in the poor category, there was 1 (1.2%) respondent. The results of the Wilcoxon test showed a value of 0.000, indicating a p-value &lt; 0.05, thus it can be concluded that there is an influence of health education on respondents' knowledge regarding the prudent use of antibiotics. </em></p> 2024-12-27T06:37:52+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/444 Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Labuapi Kabupaten Lombok Barat Berdasarkan Permenkes 74 Tahun 2016 2024-12-31T04:39:28+00:00 Almahera Almahera eraalmahera@gmail.com <p>Pengelolaan obat merupakan sebuah &nbsp;rangakaian pengendalian obat mulai dari proses seleksi, &nbsp;pengadaan, distribusi, hingga penggunaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen pengelolaan obat di Puskesmas Labuapi&nbsp; Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif, pengumpulan data melalui observasi, telaah dokumen dan wawancara dengan apoteker. Hasil penelitian diperoleh bahwa: pengelolaan obat telah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas dengan nilai presentase 100% kesesuaian berdasarkan regulasi yang berlaku, sedangkan pada aspek perencanaan kebutuhan memperoleh hasil presentase yaitu 100 %, pada aspek penyimpanan hasil presentase yang diperoleh yaitu 91,66% dan pada pencatatan dan pelaporan hasil presentase yang diperoleh yaitu 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan obat di puskesmas Labuapi masih ada yang belum memenuhi standar pengelolaan obat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no.74 Tahun 2016.</p> 2024-12-30T11:33:37+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/463 PENENTUAN NILAI SPF KRIM EKSTRAK DAUN TIN (Ficus carica L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS 2024-12-30T12:08:01+00:00 Iswandi Iswandi iswandi2504@gmail.com <p>Flavonoid berasal dari daun tin (Ficus Carica L.) dapat berperan sebagai tabir surya dengan cara menyerap sinar UV dikarenakan memiliki antioksidan. Antioksidan mampu mengatasi stres oksidatif pada kulit, membantu mengurangi gejala penuaan kulit, dan dapat digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit kulit yang rentan terhadap sinar UV. Penelitian ini dirancang dalam bentuk krim untuk memudahkan pengaplikasian, tidak lengket, dan dapat dengan mudah dibersihkan dengan menggunakan air. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ekstrak daun Tin diformulasi dalam bnetuk krim dengan mengukur nilai SPF. <br>Penyarian ekstrak secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Variasi formulasi yang dilakukan meliputi tiga persentase, yaitu 1%, 2%, dan 3% dengan penambahan formula kontrol sebagai pembanding. Formulasi krim yang dibuat melalui penggabungan fase minyak dan fase berair, kemudian diikuti dengan homogenisasi. Pengujain mutu fisik sediaan krim ekstrak daun tin meliputi uji organoleptis, uji bebas etanol, penetapan kadar air, uji pH, uji daya sebar krim, uji daya lekat krim dan analisis bahan aktif, pengukuran SPF krim dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm interval 5nm. Hasil data dianalisis secara statistika dengan perangkat lunak SPSS. <br>Hasil mutu fisik sediaan krim tabir surya ekstrak daun Tin memiliki hasil yang baik dan Sediaan krim Formula 1 memiliki nilai SPF 15,81 ± 0,01, Formula 2 ; 32,04 ± 0,01, dan Formula 3 ; 35,92 ± 0,01. Nilai SPF dan mutu fisik yang paling baik diantara ketiga formula adalah sediaan krim.</p> 2024-12-30T11:49:27+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/306 ANALISIS BERAT BADAN MENCIT (Mus musculus) KONDISI HIPERGLIKEMIK YANG DIBERIKAN SEDIAAN ORAL DAN GEL EKSTRAK BUAH OKRA (Abelmoschus esculentus L. Moench) 2025-04-17T03:21:41+00:00 PRA PANCA BAYU CHANDRA prapancabayuc@gmail.com Yulius Evan Christian prapancabayuc@gmail.com <p>Tanaman okra merupakan tanaman dengan kandungan metabolit sekunder yang memiliki potensi terhadap aktivitas farmakologi. Aktivitas farmakologi yang diharapkan dapat memperbaiki fungsi fisiologi hewan coba yang mengalami hiperglikemik sehingga berpengaruh terhadap berat badan hewan coba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian ekstrak buah okra secara oral dan topikal terhadap berat badan mencit hiperglikemik. Sampel penelitian dikeringkan sampai menjadi serbuk, dimaserasi 5 hari dengan etanol 70% dan dipekatkan sampai kental. Mencit jantan galur <em>Mus musculus</em> dikondisikan hiperglikemik dengan STZ dosis 0,06 mg/gBB. Mencit dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu kelompok 1 (kontrol Non-DM/oral CMC Na+gel plasebo), kelompok 2 (kontrol DM/oral CMC Na+gel plasebo), kelompok 3 (uji I/oral CMC Na+gel ekstrak buah okra 12%), kelompok 4 (uji II/oral glibenclamide+gel plasebo), kelompok 5 (uji III/oral glibenclamide+gel ekstrak buah okra 12%), kelompok 6 (uji IV/oral ekstrak buah okra+gel plasebo), kelompok 7 (uji V/oral ekstrak buah okra+gel ekstrak buah okra 6%), kelompok 8 (uji VI/oral ekstrak buah okra+gel ekstrak buah okra 12%). Dosis glibenclamide 5 mg/KgBB, dosis ekstrak buah okra 400 mg/KgBB serta dosis CMC Na 5 mL/KgBB. Terapi diberikan 1 kali sehari (oral dan topikal) selama 15 hari terapi yang dilihat pada hari ke-0, 5, 11 dan 15. Hasil penelitian menunjukan pada terapi hari ke 0 memberikan hasil uji beda yang signifikan (P&lt;0,05) pada semua kelompok perlakuan. Perbedaan yang tidak signifikan terjadi pada terapi hari ke 5, 11, dan 15 dengan nilai P&gt;0.05 yang menyatakan bahwa berat badan tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada tiap kelompok perlakuan.</p> 2024-12-30T11:59:32+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://jurnalfarmasidankesehatan.ac.id/index.php/medfarm/article/view/462 a literatur review IMPACT SGLT2 INHIBITORS ( Dapagliflozin and Empagliflozin) IN HEART FAILURE WITH REDUCED EJECTION FRACTION (HFrEF): a scoping review 2025-01-31T04:59:23+00:00 Kholistati Umini kholistati.umini-2023@ff.unair.ac.id <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Dalam Kardiologi modern, inhibitor </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">sodium-glucose cotransporter 2</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> (SGLT2) merupakan komponen penting dari algoritma penanganan gagal jantung (HF) dengan efek utama mencegah reabsorpsi glukosa dan memperlancar ekskresi urin. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji secara sistematis randomized controlled trials (RCT) yang mengkaji efektivitas terapi inhibitor SGLT2, khususnya Dapagliflozin dan Empagliflozin pada pasien reduced fraction ejection heart failure (HFrEF). Pencarian data menggunakan kata kunci </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">heart failure</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> , SGLT2 inhibitors, dan </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">reduced ejection fraction pada</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> 3 (tiga) database jurnal antara lain Pubmed/MEDLINE, JSTOR, dan Cochrane/Wiley online library dengan batasan penelitian 2 (dua) tahun terakhir. Dari total 500 artikel, setelah dilakukan ekstraksi dan analisis data, diperoleh 13 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi (full text, original text, pasien HFrEF dengan inhibitor SGLT2, dan Placebo, RCT). Inhibitor SGLT2 (Dapagliflozin dan Empagliflozin) memiliki efek mengurangi kematian kardiovaskular atau memperburuk gagal jantung sehingga secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pada pasien gagal jantung (HFrEF). Dapagliflozin mengurangi risiko kematian kardiovaskular dan memburuknya gagal jantung secara serupa pada pasien kulit hitam atau putih, seperti pada pasien dengan fibrilasi atrium (AF), meningkatkan parameter ekokardiografi, kapasitas fungsional maksimal paru-paru dan hemoglobin, dan menurunkan Asam Urat (UA), sementara Empagliflozin mampu mengurangi kematian kardiovaskular, mengurangi rawat inap gagal jantung dan mengurangi </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">volume darah stres</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> (SBV), menurunkan berat badan dan menurunkan laju </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Filtrasi Glomerulus</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> (GFR), menurunkan </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Volume Sistolik Akhir Ventrikular Kiri</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> (LVESV), </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Volume Diastolik Akhir Ventrikular Kiri</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> (LVEDV) dibandingkan dengan peningkatan faktor </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">diferensiasi pertumbuhan</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> -15 (GDF-15) tanpa perubahan pada biomarker inflamasi hsCRP atau plasma hsTNT (penanda cedera miokard), meningkatkan eritropoesis dan menambah penggunaan zat besi dini.</span></span></p> 2025-01-31T04:59:23+00:00 ##submission.copyrightStatement##