Analisis Optimalisasi Bahan Pangan Lokal Untuk Ketahanan Pangan Bagi Balita Stunting Program Kampung Emas
Abstract
Latar belakang masalah dari penelitian berikut adalah (1) Prevalensi stunting yang tinggi, (2) Faktor Penyebab Stunting yang Kompleks karena ketidakmerataan distribusi gizi, (3) pengetahuan pengolahan pangan yang kurang tepat, (4) kurang maksimal dalam memanfaatkan sumber daya. Permasalahan menekankan kompleksitas isu Stunting dan memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dari praktisi gizi agar masyarakat untuk mencapai perubahan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan bahan pangan lokal guna meningkatkan ketahanan pangan balita Stunting dalam Program Kampung Emas di Kelurahan Kendangsari, Surabaya. Berfokus pada permasalahan Stunting. Penelitian melibatkan metode Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS) untuk memahami kondisi pangan rumah tangga dan faktor-faktor penghambat ketahanan pangan. Survei pasar memberikan dasar data penting untuk menyusun menu sehat, mempertimbangkan ketersediaan bahan pangan lokal. Program ini berhasil mengatasi permasalahan dengan pendekatan komprehensif, terbukti dari hasil analisis Chi-Square yang mengidentifikasi faktor-faktor penting seperti kecukupan makanan, variasi makanan, dan perasaan ketidakamanan pangan. Penggunaan bahan pangan lokal tidak hanya mendukung gizi balita Stunting tetapi juga mempromosikan keberlanjutan pangan di tingkat lokal. Dengan berhasil mendapatkan variasi harga pangan pokok di Pasar Kendangsari. Analisis menu dalam program Kampung Emas memberikan kontribusi optimal terhadap ketahanan pangan di Kelurahan Kendangsari. Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh strategi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi Stunting, dan mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di tingkat kelurahan.
Downloads
Copyright (c) 2024 sufi jihaan loriza, Trias Mahmudiono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.